!---->

Type something and hit enter

ads here
On
peluncuran Toyota New Agya, di Jakarta, Jumat (7/4/2017). Kendaraan segmen "entry hatchback" yang didukung mesin berteknologi terkini yang lebih bertenaga dan efisien, yakni VVT-i berkapasitas 1.000cc dan dual VVT-i berkapasitas 1.200cc tersebut hadir dengan desain eksterior dan interior yang semakin stylish dan modern.(DetikOto.com)

Otomotif, Jakarta - Para pabrikan kendaraan beroda empat yang ada di Indonesia dan masyarakat Indonesia sedang menunggu regulasi Low Cost and Green Car (LCGC) atau kendaraan beroda empat murah ramah lingkungan diterbitkan oleh pihak pemerintah.

Kehadiran kendaraan beroda empat murah ramah lingkungan ini memang banyak menuai kontroversi. Ada yang pro dan ada juga yang kontra.

Seperti yang dikatakan oleh perwakilan Forum Udara Bersih Indonesia (FUBI) Ahmad Safrudin yang mengatakan jikalau kehadiran kendaraan beroda empat murah itu akan semakin membuat Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia semakin sesak.

"Perindividu range harganya memang lebih rendah dan konsumsi materi bakarnya lebih rendah, tapi jikalau dijual diperkotaan menyerupai Jakarta terang akan semakin mempersesak jalanan," tegas Ahmad dalam program Workshop Pemeriksaan dan Perawatan Kendaraan Bermotor (Uji Emisi) di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Ahmad mencontohkan, ada pabrikan kendaraan beroda empat yang sudah siap dengan kendaraan beroda empat murah dan indennya sudah mencapai ratusan ribu unit. Itu tentu saja Jakarta akan semakin macet.

"Indennya sudah ada yang tembus di 400 ribu unit. Apakah itu tidak akan mejejal-jelalkan kota Jakarta dan pastinya akan semakin macet yang ujung-ujungnya juga akan memperboros bbm bersubsidi," katanya dengan tegas.

Kebijakan LCGC ini juga akan menjadi dilema bagi sejumlah pihak yang akan melaksanakan banyak sekali kebijakan. Dilain sisi ada kebijakan mengenai gas buang atau uji emisi kendaraan supaya jauh lebih baik, dilain sisi juga Pemprov DKI Jakarta sedang menggalakan transportasi publik.

Dengan begitu, ada beberapa kebijakan yang tidak sesuai dengan kebijakan lainnya atau tidak saling bekerjasama baik atau malah menjadi pertentangan.

"Dilain sisi mengedepankan gas buang supaya lebih baik, tapi ada juga kebijakan kendaraan beroda empat murah, tentu saja itu akan menjadi duduk perkara besar yang tidak saling berhubungan," tandasnya. (ady/syu)