Ilustrasi Honda All New Jazz. |
Asia Otomotif, Jakarta - Semua orang mulai dari anak kecil, anak muda hingga orang bau tanah pasti kenal dengan kendaraan beroda empat Honda All New Jazz. Mobil hatchback ini tidak hanya mendominasi pada penjualan, tetapi juga sukses dan berjaya di dunia balap sirkuit menyerupai gelaran Indonesia Grand Touring Car Championship (IGTC) maupun Honda Jazz Speed Challenge (HJSC).
Pembalap nasional Alvin Bahar - Foto Ist |
Apa sih yang membuatnya sukses? Alvin Bahar dari Honda Fastron Racing menunjukkan beberapa penjelasan pada ketika gelaran Honda Jazz Racing Experience.
Faktor pertama yaitu mesin yang dipakai oleh Honda Jazz berkapasitas 1.500 cc yang memuntahkan tenaga hingga 120 PS berkat i-VTEC dimana teknologi ini diadopsi dari mesin balap yang telah dikembangkan.
“Power dan torsi yang dimuntahkan merupakan paling besar diantara semua kendaraan beroda empat hatchback sekelasnya,” jujur Alvin Bahar.
Selain itu didukung oleh teknologi Drive By Wire yang tidak menggunakan kabel gas, kemudian patterned piston skirt coating dan Torque Boost Resonator yang membuat torsi melimpah melalui desain intake system yang dipergunakan.
Kemudian jikalau dibuat spek balap yaitu Group N, mesin Honda Jazz mampu lebih bertenaga. Modifikasi kelas ini hanya meliputi perubahan pada kompresi, ECU remapping, blue print, flywheel dan exhaust system.
“Dengan perubahan semua ini, tenaga mampu meningkat menjadi lebih dari 150 PS yang lagi-lagi tenaga yang paling besar dibanding kendaraan beroda empat lain di kelasnya jikalau hanya sebatas perubahan tersebut,” ucap Alvin.
Tidak hanya mesin saja, tetapi ada faktor utama yang mendukung Honda Jazz mampu berakselerasi dengan cepat yaitu gear ratio yang digunakan menyerupai dengan gear ratio balap yaitu close ratio. Perbandingan gigi 1 hingga 5 sangat rapat, sehingga semua tenaga mampu maksimal tersalurkan.
“Jadi jikalau sedang melaksanakan perpindahan gigi ketika akselerasi, putaran mesin akan jatuh pada ketika tenaga puncaknya yang menjadikan kendaraan beroda empat enteng berakselerasi.” ujar Alvin.
“Jika melihat tahun-tahun sebelumnya, gear ratio pada kendaraan beroda empat yang beredar di Indonesia dibuat agak panjang untuk mengejar irit. Tetapi gear ratio Honda Jazz juga membuat kendaraan beroda empat irit.” tambahnya.
Faktor pendukung lainnya yaitu pada sektor pengendalian. Honda Jazz mengadopsi suspensi depan McPherson strut yang dikombinasikan dengan H-Shape torsion beam pada bab belakang yang dimaksudkan semoga pengendalian optimal ketika beban penuh pada penggunaan harian.
“Awalnya aku ragu dengan kombinasi tersebut. Tetapi setelah dicoba di sirkuit, kombinasi ini memberi keuntungan ketika dipergunakan dalam arena balap alasannya yaitu menunjukkan kestabilan ekstra pada bab belakang. Kaprikornus selanjutnya aku hanya menyesuaikan setingan pada suspensi depan.” tambah pria ramah ini.
Betul saja pada ketika tim BosMobil.com menjajal sebuah Honda Jazz kondisi standar di sirkuit, akselerasi sangat enteng yang menjadikan tidak sadar jikalau sudah menempuh kecepatan 140 km/jam. Pengendalian juga terasa sangat lincah, apalagi ketika bermanuver di tikungan S kecil dan S besar yang pada ketika itu menempuh kecepatan agak kencang dan tidak terjadi understeer.