Mobil Listrik Karya Dasep Ahmadi. (Dok finance.detik.com) |
Otomotif, Jakarta - Dasep Ahmadi sebagai pencipta kendaraan beroda empat listrik Evina mulai menggeliat di 2013 ini. Ahmadi menegaskan sudah siap memproduksi dan menjual kendaraan beroda empat listrik karyanya.
Ahmadi menjelaskan, ketika ini PT Sarimas Ahmadi Pratama (SAP) yang dipimpinnya sudah siap memproduksi kendaraan beroda empat listrik Evina. Dasep menargetkan akan memproduksi sebanyak dua hingga tiga ribu unit sebagai permulaan.
"Tahun ini ada sekitar dua hingga tiga ribu unit yang siap diproduksi. Tahun berikutnya sudah mulai hingga 10 ribu unit," ungkap Dasep Ahmadi kepada wartawan di Jakarta.
Dasep menjelaskan, kendaraan beroda empat listrik ciptaannya ketika ini masih terus melaksanakan pengujian kualitas sebelum hingga benar-benat masuk simpulan produksi. Ahmadi juga akan mengurus izin kendaraan beroda empat listrik, dan ketika ini sedang memilih pemasok komponen r yang akan ikut dalam produksi kendaraan beroda empat listrik.
"Saat ini kami sedang terus melaksanakan banyak sekali pengujian, mengurus izin, dan memilih supplier yang akan ikut dalam produksi kendaraan beroda empat listrik ini," lanjut Dasep.
Dasep sendiri masih sangat mengharapkan perlindungan Pemerintah di banyak sekali sektor. Support yang bsia dilakukan ibarat pembelian atau penyewaan kendaraan beroda empat listrik miliknya, untuk digunakan sebagai kendaraan beroda empat dinas atau kendaraan beroda empat operasional.
Indonesia, sebagaimana tren di global, sedang keranjingan berita kendaraan beroda empat listrik. Terlihat dari beberapa pengembangan yang dilakukan banyak sekali pihak, mulai Dasep Ahmadi hingga Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Tetapi, ini semua masih dianggap sebagai latah saja, alasannya perkembangan kendaraan beroda empat listrik khususnya di Indonesia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kenapa mampu begitu?
Adalah rencana pemerintah yang berniat untuk berbagi kendaraan beroda empat murah di Indonesia. Mobil murah inilah yang justru akan menghambat perkembangan dari kendaraan beroda empat listrik itu sendiri.
"Mobil murah bakal menghambat perkembangan kendaraan beroda empat listrik. Apalagi kondisi di Indonesia sekarang, dimana kepemilikan masih lebih penting dari fungsi itu sendiri," papar Franky Supriyadi, dari Center for Innovation Oppurtunities and Development Prasetiya Mulya Bussines School.
Ia mencontohkan, masyarakat Indonesia masih mengedepankan kepemilikan kendaraan sebagai hal terpenting daripada apa yang terdapat pada kendaraan itu sendiri. Teknologi misalnya, itu masih nomor dua.
"Ketika hendak membeli mobil, yang penting mampu terbeli atau tidak? Masalah kendaraan beroda empat ini irit BBM atau ramah lingkungan atau tidak, itu nomor dua, yang penting harus memiliki sebuah kendaraan beroda empat dulu," ujarnya.
Jadi, bakal selalu ada tarik menarik antara kendaraan beroda empat murah dan kendaraan beroda empat listrik. Selama kendaraan beroda empat listrik belum mampu dijangkau dari segi harga, maka masyarakat akan memilih kendaraan beroda empat murah. Inilah yang membuat kendaraan beroda empat listrik akan terhambat perkembangannya.