!---->

Type something and hit enter

ads here
On
Dr. Ir. Danardono dengan BALABI-nya

Otomotif Indonesia, Jakarta - Guru Besar Tetap Teknik Otomotif dan Desain Rancang Bangun Mekanikal Universitas Indonesia, H R Danardono Agus Sumarsono, mengatakan untuk mewujudkan Mobil Nasional (Mobnas), masih membutuhkan waktu panjang.

Sebab, katanya, produsen otomotif abnormal ketika ini masih menjaga pangsa pasar di Indonesia.

"Pemerintah harus mengantisipasi dan mengawal guna terciptanya Mobil Nasional dalam menjawab tekanan dari produsen otomotif abnormal yang sangat resisten serta berkepentingan alasannya menguasai pangsa pasar sangat besar di Indonesia," kata Danardono Agus Sumarsono dalam pidato pengakuan sebagai guru besar di Balai Sidang UI, Rabu (20/3/2018).

Dikatakan Danardono, untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah membutuhkan sinergi yang besar lengan berkuasa antara akademisi dan industri sesuai dengan peranan masing-masing.

Kemudian, katanya, juga harus saling memiliki ketergantungan satu sama lainnya, semoga dapat mendukung kemandirian industri alat transportasi darat nasional. Editor : Siswanto

Tentang Dr. Ir. R. Danardono Agus Sumarsono, DEA. PE

Dr. Ir. R. Danardono Agus Sumarsono, DEA. PE yaitu dosen inti penelitian di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Selain mengajar, dosen yang senang ‘mengutak-atik’ kendaraan ini juga telah banyak menghasilkan inovasi dibidang teknologi.

Salah satu inovasi hasil penelitian dan pengembangannya yaitu BALABI (Bajaj Langit Biru) yang merupakan kendaraan hybrid ramah lingkungan. Simak yuk, wawancara kami bersama Bapak Dr. Ir. R. Danardonoberikut ini beberapa waktu yang lalu.

Menurut Bapak, apa yang menjadi dilema terbesar bangsa kita ini di bidang teknologi ?

Dr. Ir. Danardono : Dalam hal penguasaan teknologi sudah tidak lagi menjadi dilema utama. Namun yang masih kurang yaitu konsistensi ‘pemeliharaan (maintenance)’-nya. Saat ini sering sekali terjadi kecelakaan. Alasannya selalu teknis atau orang yang lupa atau khilaf mengantuk. Kalau saja sistemnya dipelihara dengan baik, hal – hal ibarat itu tentu mampu dihindarkan. Contoh kecil di rumah, lampu gres akan diganti kalau sudah mati atau terjadi short/terbakar. Atau pompa air gres akan diservis kalau sudah hingga macet atau bila sudah menjadikan bunyi yang keras. Seharusnya tidak boleh ibarat itu.

Kalau boleh tahu, inovasi apa saja yang sudah Bapak hasilkan ?

Dr. Ir. Danardono : Banyak. Saya senang hal – hal yang miniatur dan berbau inovasi. Beberapa inovasi yang telah saya hasilkan antara lain Pengatur Selang Waktu Wiper yang masih terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi otomotif ketika ini. Ada juga Kendaraan Angkut Hibrida yang salah satu pengembangannya yaitu BALABI (Bajaj Langit Biru) dan telah berhasil dibuat prototipenya. Di rumah Saya juga memasang kincir angin di mana energi listrik yang dibangkitkan digunakan untuk mengisi baterai kering kemudian digunakan untuk menyalakan lampu hemat energi melalui inverter DC – AC. Inovasi Saklar timer plug and play merupakan ilham untuk penghematan pemakaian lampu ketika tidak digunakan. Konsep ini sangat sederhana namun dapat diterapkan disemua sistem saklar lampu listrik tanpa harus merombak instalasi yang sudah ada. Masih banyak inovasi lain yang mungkin cukup panjang untuk dituliskan semuanya.

Tujuan dibuatnya BALABI ini untuk apa ?

Dr. Ir. Danardono : Teknologi otomotif lambat laun akan beralih dari energi fosil (tak terbarukan) menuju penggunaan energi terbarukan. Dalam perjalanannya peralihan tersebut akan berjalan saling berkombinasi salah satunya yaitu teknologi hibrida yaitu kendaraan yang digerakkan menggunakan lebih dari satu sumber energi. Misalnya kombinasi motor bakar dan motor listrik, kombinasi motor listrik dan tenaga angin, kombinasi motor bakar dan tenaga kayuh dan sebagainya. Konsep ‘hibrida’ ini yang kemudian dikembangkan lebih lanjut di DTM (Departemen Teknik Mesin) berupa kendaraan bertenaga motor bakar dan motor listrik. Salah satunya yaitu BALABI (Bajaj Langit Biru) yang masih dalam tahap prototipe, alasannya kalau membuat yang besar biayanya juga besar. Namun yang terpenting yaitu kita mampu menguasai teknologinya. Kalau teknologinya sudah mampu kita kuasai, ukuran besar atau kecil sudah tidak jadi dilema lagi tinggal besar – kecilnya pendanaan saja.

Jika kita melihat problematika yang ada ketika ini, Bajaj merupakan salah satu alat transportasi umum yang menyumbang polusi udara. Akan tetapi keberadaannya sangat diperlukan oleh masyarakat. Oleh alasannya itulah perlu dikembangkan konsep Bajaj Hibrida (BALABI) itu. Kendaraan hibrida itu mampu tetap menggunakan materi bakar rendah emisi (Bahan Bakar Gas) yang ramah lingkungan dan jarak tempuhnya pun lebih panjang. Kekurangan utama ketika ini yaitu investasinya yang cukup besar alasannya memerlukan teknologi pengaturan putaran dan traksi motor listrik, baterai, dan lain – lain. Struktur rangka dirancang seringan mungkin untuk mengantisipasi jarak tempuh yang lebih baik. Material ringan dan besar lengan berkuasa dari struktur rangka sangat berperan, pertolongan dari kolega di Teknik Metalurgi dan Material sangat membantu suksesnya konsep ini.

Apakah Bapak pernah berfikir untuk pindah ke bidang lain ?

Dr. Ir. Danardono : kalau ingin mengetahui khasanah ilmu pengetahuan tentu saja saya sangat antusias dan tidak pernah membatasinya. Selain bidang teknik (mekanikal dan elektrikal) saya ingin pula mencar ilmu bidang lain ibarat ilmu sosial, hukum, ekonomi, dan juga sejarah agama Islam lebih lanjut.

Teknologi apa lagi yang ingin Bapak kembangkan di masa yang akan dating ?

Dr. Ir. Danardono : Masih mengenai kendaraan beroda empat hibrida ini. Saya akan kembangkan ke arah traksi dan body – nya. Saya juga ingin menyebarkan suatu teknologi yang dapat menjawab dilema konservasi energi. Bersama sobat sejawat di DTM mengembangan sistem proteksi pemadam api dengan kabut air untuk rumah tangga. Selain itu Saya juga bekerja sama dengan sobat sejawat di kedokteran mikrobiologi menyebarkan “alat penembak Serbuk DNA” yaitu suatu teknologi Alat Penembak vaksin DNA (DNA Gun) yang dirancang untuk menempatkan partikel vaksin DNA berukuran nano masuk kedalam lapisan di bawah kulit. Desain rancangan alat tembak ini tidak lagi menggunakan jarum suntik, sehingga prinsip yang digunakan lebih mengandalkan prinsip efek tumbukan akhir percepatan gerak partikel massa atau sering disebut dengan efek balistik. Pada tahap awal, akan dibuatkan suatu prototipe dengan merekayasa beberapa model atau desain beberapa jenis peralatan penembak berbasis tekanan fluida.

Apa cita-cita Bapak wacana teknologi bidang otomotif untuk ke depannya ?

Dr. Ir. Danardono : Kita semua harus mencermati penggunaan energi masa depan terutama untuk konsumsi kendaraan bermotor secara individu, pengembangan kendaraan untuk transportasi massal harus mendapat prioritas utama dalam sistem rencana induk pengembangan kota metropolitan. Manfaatkan sebanyak mungkin energi terbarukan dimulai yang paling sederhana di sekeliling kita. Sebagai teladan misalnya untuk pemanas air kita mampu menggunakan energi matahari yang merupakan energi terbarukan. Tidak usah muluk-muluk dulu untuk mampu terbang ke bulan atau luar angkasa. Yang terpenting yaitu tatanan kita di sini, bagaimana kita mampu survive untuk terus bersama menyongsong kesejahteraan masa depan bangsa Indonesia yang lebih mapan melalui penggunaan enersi yang terbarukan.

Biodata:

Dr. Ir. R. Danardono Agus Sumarsono DEA. PE

· Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 7 Maret 1959

· Istri : Dr. R. Fera Ibrahim, SpMK, MSc., PhD.

· Anak : Dr. R. Ayu Anatriera Sumarsono, R. Abraham Ranardo Sumarsono, R. Adam Fenardo Sumarsono

· Pendidikan :


Ø 1984 : Sarjana S-1 Teknik Mesin di FTUI

Ø 1989 : S-2 bidang Mecanique des Solide di Ecole Centrale de Lyon – France

Ø 1993 : Doktoral di Laboratoire de Recherche de Bourges, Univ. d’Orleans – France bidang

Ø Mecaniqueet Energetique