!---->

Type something and hit enter

ads here
On
Mobil listrik EC-ITS 1.0
Mobil listrik EC-ITS 1.0 saat acara peluncuran di gedung Rektorat ITS, Sabtu (26/1) . (Republika/Amri Amrullah)

Otomotif, Jakarta - Akhir simpulan ini pemerintah terlihat sangat gencar menggulirkan gagasan untuk mengeluarkan beberapa kebijakan terkait dengan industry otomotif nasional. Menteri Perindustrian dalam rapat dengan DPR beberapa ketika yang lalu menyatakan akan segera menggulirkan kebijakan untuk mendorong kendaraan beroda empat murah ramah lingkungan (low cost green car, LCGC).

Pemerintah pun juga terlihat gencar mendorong para pengembang untuk melahirkan kendaraan beroda empat listrik dan menjanjikan akan menawarkan insentif dalam proses poduksinya. Sementara itu, menteri perindustrian diberitakan melaksanakan pertemuan secara tertutup dengan petinggi sebuah industri otomotif Jepang.

Pertemuan ini dicurigai melahirkan kesepakatan kesepakatan untuk menawarkan “karpet merah” bagi perusahaan otomotif jepang tersebut dalam memasarkan produk kendaraan beroda empat hybrid di Indonesia.

Kalau kita lihat perkembangan otomotif di daerah asia timur dan tenggara, jikalau sebelumnya produsen dari Jepang dapat dikatakan merajai pasar kendaraan beroda empat asia timur dan tenggara, ketika ini korea selatan telah mulai memasuki pasar daerah tersebut. Di Indonesia pun beberapa merk kendaraan beroda empat korea selatan sudah mulai sering terlihat. Akhir simpulan ini, produsen dari china pun mulai ikut meramaikan kompetisi produksi kendaraan beroda empat di daerah yang masih tumbuh relatif tinggi ditengah lesunya ekonomi beberapa daerah dunia.

Tumbuhnya industry otomotif di beberapa Negara tersebut tentunya tidak terlepas dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah masing masing. Sementara itu, perngambil kebijakan industry di Indonesia belum menunjukkan arah yang terang dalam kebijakan pengembangan industry otompotif. Kebijakan yang diambil lebih terlihat sporadif dan reaktif, bukan melewati pemikiran dan perencanaan yang matang. Bahkan langkah langkah pemerintah menjadikan kecurigaan bahwa kebijakan yang akan diambil merupakan pesanan dari produsen produsen otomotif yang telah mapan ketika ini. Produsen tersebut terus mengharapkan kebijakan kebijakan industry otomotif tetap menawarkan ruang seluas luasnya kepada mereka termasuk dalam memasarkan produk gres ibarat kendaraan beroda empat hybrid.

Pasar otomotif Indonesia telah berkembang dengan baik. Setiap tahun jumlah kendaraan beroda empat yang terjual di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dalam waktu dekat, volume penjualan kendaraan beroda empat Indonesia dapat menembus angka satu juta kendaraan beroda empat per tahun. Menteri koordinator bidang perekonomian dan juga menteri perdagangan berkali kali mengungkapkan bahwa Indonesia perlu memanfatkan pasar dalam negeri yang telah memiliki skala yang besar. Pemikiran ini tentunya seharusnya ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan kebijakan dengan landasan pemikiran yang matang, termasuk dalam bidang otomotif yang skala ekonominya telah melebihi 100 trilyun setahun.

Ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan pemerintah dalam menyusun kebijakan otomotif.

Pertama, kebijakan harus mendorong proses pembelajaran bagi industri. Industri industri otomotif yang telah ada ketika ini terus didorong supaya “naik kelas” melalu proses pembelajaran, Untuk itu perlu terus dilakukan evaluasi terhadap industri otomotif yang ada, ketika ini mereka berada di kelas berapa. Pembagian kelas tersebut misalnya kelas 1 yaitu sekedar menggunakan lisensi dalam memproduksi. Kelas kedua yaitu memiliki kemampuan melaksanakan modifikasi produk. Kelas 3 yaitu memiliki kemampuan membuat disain secara mandiri. Kelas 4 yaitu bisa melaksanakan riset dan pengembangan sebagai landasan dalam pengembangan produk produk baru.

Kedua, kebijakan harus dapat memanfaatkan hasil pengembangan dan pengalaman di bidang otomotif yang telah dicapai ketika ini. Beberapa prototype kendaraan beroda empat telah berhasil dibuat di tanah air, namun belum berhasil ditindaklanjut dalam produksi skala masal. Akhir simpulan ini pemerintah sangat gencar dalam mendorong pengembangan kendaraan beroda empat listrik. Hasil litbang inih harus dapat dimanfaatkan secara nyata. Dari sisi penyimpanan energi, kendaraan beroda empat listrik masih memiliki beberapa kendala untuk bersaing dengan kendaraan beroda empat materi bakar minyak. Namun kendaraan beroda empat listrik memiliki kelebihan untuk beberapa bentuk penggunaan, misalnya untuk kendaraan beroda empat dalam gedung atau kendaraan beroda empat dalam kawasan. Sebagai pola penggunaan, kendaraan beroda empat listrik sangat cocok digunakan di dalam bandar udara. Mobil listrik yang tidak mengeluarkan gas buang tentunya sangat cocok untuk tempat tempat tertutup ibarat ini. Mobil listrik dapat pula diarahkan untuk mejadi kendaraan beroda empat khusus dalam kawasan, ibarat daerah wisata, daerah olah raga dan sebagainya. Mobil listrik yang tidak mengeluarkan gas buang tidak akan mengotori udara dalam daerah tempat dioperasikan. Selain itu, di masa lalu pernah digulirkan proyek kendaraan beroda empat nasional. Kegagalan dan pengalaman pengembangan industri otomotif di masa lalu harus dikaji dengan baik dan dijadikan pertimbangan dalam menyusun kebijakan di masa yang akan datang.

Ketiga, penataan pasar dan perdagangan. Di tengah kecenderungan semakin tipisnya sekat sekat antar negara, pemerintah perlu jeli dalam menata pasar otomotif dalam negeri dan kebijakan perdagangan internasionalnya. Di jerman, kendaraan beroda empat mobil produsen jerman ibarat VW sangat mendominasi jalanan jerman dibandingkan dengan kendaraan beroda empat jepang yang bergotong-royong lebih murah. Salah satu alasannya jaringan purna jual kendaraan beroda empat jerman yang jauh lebih luas dibandingkan dengan kendaraan beroda empat jepang. Mobil jepang memang murah pada ketika awal pembelian namun biaya perawatan akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan beroda empat jerman. Keluasan jaringan purna jual dan tataniaga suku cadang menawarkan akomodasi bagi pengguna kendaraan beroda empat jerman daripada kendaraan beroda empat jepang.

Keempat, mendorong tumbuhnya industri komponen dan industri pendukung, Mobil tersusun oleh ribuan komponen. Sebuah produsen kendaraan beroda empat biasanya akan membeli komponen komponen dari industry di sekitarnya. Industri industri komponen ini pun perlu diperkuat sehingga dapat menjadi penopang kokohnya industry otomotif nasional. Bahkan sebaiknya perlu diperkuat hingga dengan industry industry dasar pendukungnya ibarat industry logam dasar dan pengolahan logam.

Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, di dalamnya tersimpan potensi dan sekaligus tantangan. Untuk itu ada 2 hal yang diperlukan, yaitu integritas dan kapasitas dari pengambil kebijakan untuk memanfaatkan potensi yang ada dan meminimalisasi daampak dampak yang ditimbulkan. Jika tidak, maka arus globalisasi dapat menjadi arus “gombalisasi” bagi industry nasional. .Industri dalam negeri tidak meningkat dan bahkan dapat turun menjadi sekelas “gombal” sobekan sobekan kain yang tidak memiliki banyak manfaat.