!---->

Type something and hit enter

ads here
On
Mantan Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat berfoto bersama Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Presdir Astra Internasional,Tbk Prijono Sugiarto seusai Peluncuran Mobil Toyota Agya & Daihatsu Ayla yang ramah lingkungan serta mengandung komponen lokal 84% di Jakarta.(19/September/2012)

Otomotif, Jakarta - Menurut presiden partai keadilan sejahtera Mohamad Sohibul Iman, kegiatan mobnas yang telah diwacanakan semenjak tiga tahun lalu sampai kini belum tampak terang arah perkembangannya. Bahkan, payung hukumnya pun belum kunjung dibuat dan diselesaikan.

Sebaliknya, kegiatan sandingan mobnas, yaitu Low Cost Green Car (LCGC) atau kendaraan beroda empat murah dengan melibatkan pabrikan produsan kendaraan beroda empat dunia yang 'digawangi Kementerian Perindustrian, justru tampak lebih maju dan berkembang.

"Sementara mobnas tidak terang arah kebijakan, perkembangan, dan rintisannya," ujar Sohibul Iman kepada JurnalParlemen, Minggu (13/10).

Iman mengatakan, semenjak awal pemerintah memang membuat kegiatan LCGC atau kendaraan beroda empat murah dan itu telah diserahkan ke Kementerian Perindustrian. Dan, Kementerian Perindustrian telah melaksanakannya. Kata Iman, LCGC yaitu kendaraan beroda empat murah yang ramah lingkungan, tetapi konsep ini berbeda dengan konsep kendaraan beroda empat nasional. Sebab, LCGC dikembangkan pemain besar yang sudah ada.

"Makanya kemarin sudah keluar beberapa kendaraan beroda empat yang di bawah Rp 100 juta. Itu programnya Menperin. Artinya, kegiatan pemerintah yang dimintakan Menperin," ujarnya.

Di sisi lain, kata Iman, apa yang pernah dilakukan mantan Menneg BUMN Dahlan Iskan dengan kendaraan beroda empat listrik Tucuxi bantu-membantu yaitu kegiatan tersendiri. "Dia ingin menyebarkan dua hal, yaitu episode dari upaya seni administrasi pengembangan energi bahwa kita sudah tidak waktunya lagi menggunakan kendaraan beroda empat dengan BBM tetapi harus mencari alternatifnya yaitu kendaraan beroda empat listrik."

Kedua, pemain kendaraan beroda empat listrik yaitu pemain lokal. Nah, ini yang disebut sebagai kendaraan beroda empat nasional. "Memang yang resmi dari pemerintah yaitu yang LCGC itu, di bawah Kemenperin. Tetapi apa yang dilakukan Pak Dahlan itu bukan hal yang jelek, mengagumkan juga. Tetapi kemudian kesudahannya yaitu ia tidak terjadwal dengan baik, sporadis," katanya.

Apakah Dahlan ini melewati kewenangannya? "Yang paling tahu yaitu bosnya Pak Dahlan sendiri yaitu Presiden,yang pada waktu itu masih dijabat oleh Presiden SBY." ujar politisi PKS ini.

Karena DPR menghendaki kegiatan mobnas berjalan, Iman mengapresiasi upaya yang dilakukan Dahlan Iskan dengan pengembangan kendaraan beroda empat listriknya itu. Tetapi upaya-upaya itu harus terjadwal dengan baik.

"Yang kami sesalkan dari DPR, Pak DI ini terkesan sporadis, tidak dengan suatu perencanaan yang baik. Makanya kejadianlah sekarang ini tanpa melaksanakan uji kelayakan, belum ada akta kelayakan untuk jalan, sudah dipakai di jalan raya. Ini kan bantu-membantu hal yang sangat tidak baik. Nah itu yang sudah melebihi kewenangan Dahlan Iskan," ujarnya.

Secara pribadi, Iman sangat mendukung pengembangan mobnas, tetapi tetap harus dilakukan secara terencana, ada payung hukum jelas, dan tidak menabrak kewenangan suatu kementerian.

"Harus disandingkan antara kegiatan LCGC dengan kegiatan mobnas itu. Kalau LCGC itu kan pemainnya mampu Honda, Toyota, dan lain-lain. Tetapi untuk yang mobnas, kita minta pemainnya yaitu pemain lokal."